Menunggu, adalah salah satu hal
yang sangat merusak pikiran dan berpotensi besar menimbulkan galau.
Hari ini, aku menjalani hidup
dengan sangat menyebalkan. Yaitu aku harus menunggu.
Aku mengawali pagi ini dengan
aktifitas seperti biasa seperti, bangun tidur, sholat, tidur lagi (karena
kuliah lagi libur). Ketika menjelang siang, tiba – tiba terdengar bunyi yang
sangat aneh, bunyi itu kayak suara lumpur lapindo yang sangat panas. Ternyata
itu adalah suara perutku, suara itu merupakan pertanda bahwa perut sangat
menginginkan benda masuk kedalamnya. Makanan pastinya…
Dan sayang sekali, dikosan gak
ada makanan, gak ada kendaraan buat beli sarapan, yang ada cuman warung soto
kerbau dan bubur ayam depan kos. Tapi aku gak mau sarapan dengan makanan itu, bukan
karena kenapa – napa, aku hari ini lagi pengen sarapan sama nasi telor di
warung burjo terdekat!
Ketika aku putuskan untuk memulai
langkah keluar dari kos menuju warung burjo.. tiba – tiba si malas menghampiri
aku dan berbisik:
Si malas: heh mau kemana?
Aku: sarapan di burjo
Si malas: alah gausah, nanti aja. Capek ntar ! kalau
misalnya kamu lagi otw kesana tapi saking kamu laper dan gakuat buat jalan
lagi? Gimana? Mau tidur di jalan kamu? Ih, Kalau aku si males.
Aku: iya bener bener
Si malas: makanya.. sana balik kos .
Lalu aku pun menuruti bisikan si
malas (goblok!)
Dan sebagai hasil dari bujukan si
malas, perutku semakin memberontak dengan sangat kencang, aku hampir pingsan
waktu itu. Baru kali ini aku dikalahin sama perut sendiri. Karena badan ini uda
sangat lelah dan susah untuk berdiri, akhirnya aku putusin buat menunggu
bantuan datang. Kemudian setelah 3 jam menunggu, kesabaran mulai limit, kalau
diibaratkan ke takaran bensin di motor ya, ini udah menunjuk pada titik E
(empty). Aku menyerah….. akhirnya aku harus menunggu temenku dateng, dan
sebenernya dia bakal dateng ke kosku setelah sholat jumat, tepatnya sampai
nanti siang. Dan itu masih sangat lamaa….
Kayaknya aku harus berteman sama
‘menunggu’
………………..
Satu hal lagi yang aku benci dari
menunggu adalah ketika menunggu jawaban dari seorang wanita yang pernah kita tembak. Ini sangat menyebalkan. Apa si
yang para wanita pikirin pas ‘gantung’ para pacar calonnya? Masi ragu?
Kalau ragu kan bisa to the point dan bilang ‘maaf aku gabisa’. Gampang kan?
Atau masih harus di uji lagi? Emangnya mau beli alat penyetrum nyamuk di
loakan!
Wanita memang sangat
membingungkan tapi wanita juga memang sangat dibutuhkan. #fact
Ada yang bilang ketika seseorang
mengungkapkan perasaannya kepada pasangannya akan membuat hati orang tersebut
lebih lega dan tenang. Sayang sekali Itu gak berlaku buat aku! Justru aku malah
was - was karena mengungkapkan perasaan kepada cewek yang aku taksir. Karena ….
Dia menunda – nunda jawabannya, dan hal itu menyebabkan aku harus bersatu lagi
dengan sesuatu yang bernama ‘menunggu’. Aku gak suka menunggu… tapi disisi
lain, aku harus berkorban buat meyakinkan cewek yang aku taksir dan kali ini
aku harus berteman dengan ‘menunggu’. Tapi sampai kapan??!!!
Oya aku inget sebuah dialog aku
dengan dia, tapi sebut aja namanya ika biar enak. Kurang lebih seperti ini:
Aku: ika, aku sayang sama kamu
Ika: iya aku tau kok na
Aku: terus?
Ika: terus apa?
Aku: …….
Ika: iya iya nana, kamu jangan lelah ya naa buat nunggu
Aku: oh L.. iya tapi sampai kapan
?
Ika: 3 bulan
Aku: -___-
Aku: (kamu mau ngapain mikir
gitu aja sampai 3 bulan? Mau sholat istigharoh tiap malem selama 3 bulan?)
Sejak saat itu, hidupku sangat
tidak tenang sampai sekarang. Dan apapun yang aku lakukan pasti bikin galau.Tapi
semoga aja hasilnya gak mengecewakan.. #tetep berharap
Karena, untuk mendapatkan sesuatu
yang baik, tidak lah gampang dan harus dibarengi dengan kerja keras dan
kesabaran yang lebih dari biasanya.
--TAMAT--
No comments:
Post a Comment